Dalam dunia keuangan, banyak orang menyimpan dana mereka di produk-produk yang dianggap aman seperti deposito atau reksadana pasar uang.
Keduanya sering kali digunakan untuk tujuan jangka pendek hingga menengah dan dianggap minim risiko.
Manakah yang lebih menguntungkan? Mari kita bandingkan secara menyeluruh antara dua instrumen ini dari berbagai aspek: likuiditas, imbal hasil, risiko, serta kelebihan dan kekurangannya.
Apa Itu Reksadana Pasar Uang dan Deposito?
Reksadana Pasar Uang adalah jenis reksadana yang seluruh portofolionya diinvestasikan pada instrumen pasar uang seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi jangka pendek dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Instrumen ini dikelola oleh manajer investasi dan dapat dibeli melalui berbagai platform online.
Deposito adalah produk simpanan di bank dengan jangka waktu tertentu, mulai dari 1, 3, 6, hingga 12 bulan. Selama periode tersebut, nasabah tidak bisa menarik dananya tanpa penalti, dan akan mendapatkan bunga tetap sesuai suku bunga yang ditentukan.
Likuiditas: Mana yang Lebih Fleksibel?
Aspek | Reksadana Pasar Uang | Deposito |
Pencairan Dana | Bisa dicairkan kapan saja (T+1/T+2) | Harus menunggu jatuh tempo |
Biaya Pencairan | Umumnya tanpa penalti | Ada penalti jika dicairkan lebih awal |
Fleksibilitas Akses | Bisa beli/jual lewat aplikasi kapan saja | Perlu datang ke bank atau melalui mobile banking tertentu |
Kesimpulan: Reksadana pasar uang lebih unggul dalam hal likuiditas dan fleksibilitas pencairan dana.
Imbal Hasil: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Aspek | Reksadana Pasar Uang | Deposito |
Return Tahunan | Sekitar 4–6% | Sekitar 2–4% (tergantung bank) |
Bunga Tetap? | Tidak, tergantung kinerja pasar | Ya, tetap selama tenor |
Pajak Penghasilan | Tidak dipotong langsung | Dipotong pajak 20% atas bunga |
Kesimpulan: Reksadana pasar uang berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada deposito, serta tidak dikenai pajak langsung.
Risiko: Mana yang Lebih Aman?
Aspek | Reksadana Pasar Uang | Deposito |
Risiko Kerugian | Ada kemungkinan penurunan NAB | Tidak ada, dijamin penuh |
Jaminan Pemerintah | Tidak dijamin LPS | Dijamin LPS hingga Rp2 miliar |
Fluktuasi Nilai | Ada, meski sangat kecil | Tidak, nilai pokok tetap |
Kesimpulan: Deposito unggul dari sisi jaminan dan keamanan nilai pokok. Cocok bagi yang sangat konservatif.
Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing
Kelebihan Reksadana Pasar Uang
- Lebih fleksibel dan likuid.
- Imbal hasil kompetitif.
- Bisa mulai dari nominal kecil (Rp10.000–Rp100.000).
- Tidak dikenai pajak atas capital gain secara langsung.
Kekurangan Reksadana Pasar Uang
- Tidak dijamin LPS.
- Ada risiko kecil nilai turun jika pasar fluktuatif.
Kelebihan Deposito
- Aman karena dijamin oleh LPS.
- Bunga tetap, tidak terpengaruh pasar.
- Cocok untuk investor konservatif.
Kekurangan Deposito
- Tidak fleksibel, penalti jika dicairkan sebelum jatuh tempo.
- Bunga lebih rendah dibandingkan reksadana pasar uang.
- Pajak 20% atas bunga yang diperoleh.
Kapan Harus Memilih Reksadana Pasar Uang atau Deposito?
Tujuan Keuangan | Rekomendasi |
Dana darurat | ✅ Reksadana Pasar Uang |
Menyimpan uang jangka pendek | ✅ Reksadana Pasar Uang |
Butuh jaminan keamanan penuh | ✅ Deposito |
Investor konservatif | ✅ Deposito |
Ingin hasil optimal & fleksibel | ✅ Reksadana Pasar Uang |
Secara umum, reksadana pasar uang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dan fleksibilitas pencairan yang lebih baik dibanding deposito.
Namun, jika Anda sangat mengutamakan keamanan mutlak dan kepastian bunga, maka deposito bisa jadi pilihan tepat.
Yang terbaik? Gunakan keduanya secara cerdas. Simpan sebagian dana darurat di reksadana pasar uang untuk fleksibilitas, dan tempatkan dana jangka menengah yang benar-benar ingin diamankan dalam deposito.
Dengan kombinasi ini, Anda bisa mendapatkan manfaat optimal dari keduanya!